Friday, May 22, 2009

Lily

bunga-lili










Didasar sebuah kolam yang besar terdapat sebatang pohon teratai kecil yang bernama Lily. Dia adalah sebuah pohon kecil yang pemalu, tetapi dia sangat gemar bermain-main dengan teman-temannya.

Pada suatu hari Lily berubah menjadi tidak bahagia, karena dia mendengar cerita, bahwa di atas kolam tempat tinggalnya, terdapat sebuah dunia yang sangat menakjubkan. Menurut cerita dunia di atas sana sangat cantik disinari cahaya yang cantik, warna awan yang biru dan matahari yang cerah setiap hari.

Lily sangat ingin melihat cahaya yang cantik itu, tetapi bagaimana dia dapat keluar dari dasar kolam yang gelap ini? Teman-temannya mulai mengejek dia, “Ah.. Lily, engkau jangan bermimpi di siang bolong .“

Teman-temannya selalu menasihati dia jangan bermimpi tentang dunia di atas sana lagi, “Lily, di sini adalah rumahmu, kenapa engkau masih ingin mencari tempat yang lain?”

Mereka semua tidak memahami dia. Seekor ikan yang paling nakal yang bernama Lei Lei sering tertawa mengejek dia, juga mengajak ikan-ikan yang lain mengejek dan memarahi Lily.

Walaupun sikap Lei Lei sangat buruk terhadap Lily, tetapi Lily tidak marah kepada Lei Lei, karena beberapa bulan yang lalu dia kehilangan papanya, papanya terkena pancing oleh seorang nelayan. Karena Lily tahu tidak semua orang mempunyai impian yang sama. Di hatinya penuh dengan impian.

Pada suatu hari, ketika Lily sedang berangan-angan memikirkan impiannya, kakek rumput datang mendekati dia. Dia menyapa Lily “Apa kabar, Lily “ Airmata mengalir ke pipi Lily.

“Manisku, kenapa engkau menangis? Beritahu kakek apa yang membuat engkau sedih ?”

Lily mengangkat wajahnya memperhatikan kakek rumput, dia adalah seorang yang paling tua di dasar kolam ini dan dia sangat pintar. Sambil menangis Lily menceritakan tentang kesedihannya kepada kakek ini.

Kakek rumput berkata, “Lily, engkau mempunyai sebuah hati yang sekarang semakin dewasa, dia akan menuntun kamu untuk melihat hal-hal yang menarik, walaupun mata kamu belum dapat melihatnya, tetapi mata hati kamu telah menuntunmu mencari pemandangan yang tidak terdapat di dasar kolam ini, sekarang saya akan pergi, nanti setelah saya pulang saya akan singgah melihat kamu lagi.”

Tidak berapa lama kemudian, Lei Lei berenang dengan cepat lewat samping Lily. Lily tahu dia sangat marah, dia sengaja berenang dengan cepat menyebabkan pasir-pasir dan lumpur di dasar kolam naik ke atas air kolam menjadi keruh, sehingga dasar kolam semakin gelap.

Pada saat Lei Lei sibuk mengaduk-aduk pasir dan lumpur di dasar kolam, tiba-tiba ekornya tersengol sebuah batu dan ekornya terjepit di antara batu-batu tersebut.

Dia mencoba mengeliat melepaskan ekornya, tetapi walau bagaimanapun dia mencoba ekornya masih terjepit. Dengan sekuat tenaga dia berteriak, “tolong! tolong!”

Lily mendengar jeritannya, “Cepat datang tolong saya!” Lily melihat tidak ada seorangpun di sekeliling mereka.

Kemudian Lily memalingkan kepalanya, kemudian dia melihat sahabatnya kura-kura Toto sedang berenang di tempat yang agak jauh dengan sekuat tenaga Lily berteriak, “Toto!”

Toto berenang mendekati Lily. Lily berkata, “Toto, Lei Lei terjepit oleh sebuah batu, saya tidak tahu apakah yang lain mendengar teriakannya?”

Toto adalah seorang teman setia yang tidak banyak bicara, Toto segera datang ke tempat Lei Lei mencoba menolong dia.

Dia berenang mendekati Lei Lei, dan dengan sekuat tenaganya dia mencoba mendorong batu yang menjepit Lei Lei, dengan punggungnya yang keras dia mendorong-dorong batu tersebut akhirnya ekor Lei Lei terlepas dari jepitan batu.

Lei Lei lalu berkata, ”Terima kasih banyak, Toto. Kalau bukan karena kamu dan Lily, mungkin semalaman saya masih terjepit di sana.”

Toto lalu berkata, ”Tidak apa-apa, saya dapat membantu kamu sedikit bukan masalah, tetapi saya rasa kamu harus meminta maaf kepada Lily, karena selama ini sikap kamu sangat jahat terhadap dia.”

Toto benar, Lei Lei berenang ke dekat Lily, meminta maaf atas kesalahannya selama ini. “Maafkan saya Lily, saya selalu mengejek dan memarahi engkau tetapi engkau tidak pernah membalas, hari ini engkau masih menyelamatkan saya, bagaimana saya dapat membalas budi kamu?”

Lily melihat ke mata Lei Lei, dia mengetahui perkataan Lei Lei yang tulus, ”Lei Lei, saya percaya engkau selalu mempunyai sebuah hati yang baik, sekarang engkau telah membuktikannya, bagaimana kalau mulai sekarang kita menjadi teman baik?”

Lei Lei dengan tertawa gembira berkata, “Lily, jika engkau telah memaafkan saya, dengan senang hati saya akan menjadi sahabat baikmu.”

Air kolam berubah menjadi jernih kembali, dan lumpur yang menempel di sisik Lei Lei juga sudah terlepas, tiba tiba Lily tersadar.

“Lei Lei, dahulu saya tidak memperhatikan kamu, setelah lumpur yang menempel di sisik kamu terlepas, rupanya engkau adalah seekor ikan mas, rupamu yang cantik terlihat jelas sekarang!”

Lily benar-benar tidak bisa percaya kepada apa yang terlihat oleh matanya. Lei Lei menjadi malu, dan terburu-buru berkata, ”Terima kasih Lily, selamat tinggal” dengan tergesa-gesa dia berenang meninggalkan Lily, dia tahu Lily yang mengetuk pintu hatinya membuat dia tersadar kembali atas semua kesalahannya dan dasar hatinya yang paling baik terpanggil kembali.

Setelah beberapa saat berlalu, kakek rumput telah kembali, Lily menceritakan kejadian ini kepadanya, kakek rumput sangat gembira atas perbuatan Lily.

“Lily, karena engkau telah sekuat tenaga membantu orang, engkau juga akan mendapat balasannya.”

Kemudian kakek rumput dengan berbisik berkata, ”Lily, apakah engkau ingin mengetahui sebuah rahasia?”

“Tentu saja kakek , tolong ceritakan kepada saya.”

“Walaupun, di dasar kolam ini saya paling tua, tetapi belum tentu saya adalah seorang yang paling pintar. Rumput yang seperti kami ini dapat melihat dunia di atas sana, di atas sana adalah sebuah dunia yang cantik sekali! Banyak hal-hal yang aneh yang dapat dilihat. Kepala saya mungkin yang paling tinggi, saya telah hidup sekian lama, tetapi sebenarnya, bunga teratai adalah yang paling pintar di antara seluruhnya .”

Lily dengan kaget melihat ke wajah kakek rumput yang ramah, ”Kakek rumput! Saya tidak mengerti!”

“Lily, engkau sekarang masih kecil, tetapi sebentar lagi engkau akan tumbuh tinggi, semakin setinggi, dan menjadi seperti apa yang seharusnya terjadi!”

Lily dengan pelan-pelan tumbuh semakin tinggi… tinggi dan pada suatu hari tiba-tiba matanya yang biasanya berada ditempat gelap, menyembur keluar dari kolam melihat sebuah cahaya yang terang, melihat dunia luar yang terang benderang dan cantik.

Dengan gembira Lily berteriak, “Wah… akhirnya saya dapat melihat warna langit! akhirnya saya dapat menyaksikan pemandangan dalam impian saya! Oh, Kakek rumput, di sini saya dapat menyaksikan terang selalu menjadi impian saya! “

Kakek rumput juga merasa bahagia sama seperti Lily, dia membungkukkan badannya berkata kepada Lily, ” Sekarang mata kamu tidak akan gelap seperti di dasar kolam lagi, karena sekarang kamu sudah tumbuh dewasa dengan sifat kamu yang polos, kamu sekarang dapat memulai kehidupan yang baru yang penuh dengan cahaya. “

Kakek rumput datang mendekati Lily dan berkata dengan perlahan, ”Lily, sekarang kamu sudah dapat menyaksikan keadaan di atas kolam ini, dunia yang penuh cahaya, tetapi engkau masih belum melihat pemandangan yang paling penting.”

Lily mendengarkan penjelasan kakek kepadanya dengan penuh kesabaran, tetapi dia masih belum mengerti lalu bertanya, “Kakek rumput, sekarang saya sudah menyaksikan pemandangan yang menakjubkan, masih adakah pemandangan yang lain yang lebih menakjubkan dari yang ini?”

Kakek rumput dengan penuh kesabaran tersenyum menjawab, “Pemandangan itu adalah engkau sendiri anakku. Engkau telah tumbuh menjadi sekuntum bunga yang paling cantik dan paling menakjubkan di seluruh kolam ini.”

Lily memutar kepalanya memperhatikan diri sendiri, benar dia telah tumbuh menjadi sekuntum bunga teratai yang cantik bercahaya menyilaukan mata. Dia memandang ke sekeliling kolam dan melihat seluruh kolam dipenuhi oleh bunga teratai yang bermekar indah sekali.

Impiannya menjadi kenyataan! Sekarang dia sudah menyaksikan sebuah dunia yang lain yang sangat indah!

Kakek rumput berkata, “Semua kecantikan ini adalah dari dasar hati kamu, kemudian terpancar keluar menjadi sesuatu yang cantik dan bercahaya, yang menjadi pemandangan indah yang dapat disaksikan oleh para manusia.”

Akhirnya Lily mengerti makna yang dijelaskan kakek rumput, dia menundukkan kepalanya memperhatikan air yang berada di dalam kolam, dia lalu menyadari kolam ini yang menyebabkan memperoleh banyak pengalaman dan membuat dia tumbuh menjadi dewasa, semua ini terpancar keluar dari dasar hatinya. Sekarang dia sudah mempunyai mata, bukan .. sebenarnya adalah mata hati, untuk melihat dunia yang indah ini, bagi Lily kejadian ini merupakan sebuah hari yang baru yang untuk permata kalinya melihat dunia yang penuh dengan cahaya.

Lily sangat ingin membagi kebahagiannya dengan setiap orang yang berada di dekat kolam ini. Dia ingin mengatakan kepada setiap orang, bahwa setiap orang mempunyai kesempatan meraih impian di hatinya menjadi kenyataan.

(erabaru.or.id)*

Pangeran yang Mencabut Tanaman

Pada zaman dahulu, ada seorang pangeran kecil yang tabiatnya amat buruk, ia keras kepala dan kejam pada sesama. Setiap orang takut kepadanya. Rakyat, pegawai istana, para menteri bahkan raja di kerajaan itu sekalipun takut kepadanya. Raja sangat gelisah memikirkan hal itu.

Untuk mengatasi masalah itu, Raja lalu mengundang seorang pertapa yang terkenal dengan kebijaksanaanya. Ia lalu menjelaskan tingkah laku sang pangeran yang buruk itu, dan memohon bantuan untuk menyadarkannya. Pertapa itu lalu berkata kepada Raja, “Yang Mulia, janganlah khawatir, saya akan berusaha memperbaiki sifatnya yang buruk itu.”

Pertapa bijaksana itu kemudian mengajak Pangeran kecil masuk ke sebuah taman. Sambil berjalan-jalan di sekitar taman, pertapa itu kemudian menunjuk ke sebatang pohon yang masih kecil. Pohon itu bernama pohon Neem.

Lantas, pertapa itu meminta Pangeran untuk memetik selembar daun pohon tersebut dan disuruh mencicipi rasanya. Pangeran lalu memasukkan daun pohon Neem itu ke mulutnya, kemudian ia merasakan daun itu sangat pahit rasanya, ia pun segera meludahkannya.

“Kalau daunnya saja sudah begitu pahit ketika pohon itu masih kecil, bagaimana pahit daunnya kalau pohon ini sudah benar-benar besar,” kata Pangeran kecil.

“Saya tidak akan membiarkan pohon ini tumbuh menjadi besar,” tuturnya kepada pertapa bijaksana itu.

Dengan amat marah, Pangeran lalu mencabut pohon itu dan mematah-matahkannya, ia tetap meludah karena pahitnya daun itu masih terasa di lidahnya.

Pertapa bijaksana melihat tingkah lakunya itu tersenyum dan bertanya, “Apakah daun pohon itu amat pahit, anakku?”

“Ya, pahit sekali,” jawab Pangeran.

“Mengapa kamu mencabut dan mematah-matahkan batang pohon yang kecil itu?” tanya pertapa itu lagi.

“Kalau daun saja sudah begitu pahit ketika pohon itu masih kecil, bagaimana pahitnya apabila pohon ini sudah tumbuh menjadi besar? Saya mencabutnya supaya ia tidak tumbuh menjadi pohon yang besar,” jawab pangeran.

Pertapa bijaksana itu lalu menganggukkan kepalanya dan berkata:

“Sekarang Pangeran, kamu juga seperti pohon kecil itu. Sebagai seorang Pangeran yang masih kecil, kamu sudah begitu kejam. Apabila nanti kamu menjadi raja menggantikan ayahmu, dapatkah kamu bayangkan bagaimana kejamnya kamu ini? Orang-orang akan menghancurkanmu kalau kamu sudah kejam sejak kamu menjadi pangeran kecil. Mereka akan mengatakan seperti yang kamu katakan tentang pohon kecil itu. Kalau ia sudah begitu kejam semasa kecil, bagaimana kejamnya apabila ia sudah menjadi seorang raja. Mengertikah anakku?”

Pangeran itu segera menyadari apa yang dimaksud oleh pertapa itu. Ia lalu mengucapkan terimakasih kepada pertapa mulia itu atas nasihatnya. Ia berjanji untuk mengubah tingkah lakunya, untuk menjadi orang yang baik dan bijaksana.

Setelah pangeran dewasa, menggantikan ayahnya yang sudah tua, menjadi raja, ia menjadi raja yang adil dan bijaksana yang dicintai oleh seluruh rakyatnya.

Pesan moral dari cerita ini adalah kalau anak-anak mau mendengar nasihat-nasihat yang baik dari orang tuanya dan orang yang lebih tua, dan mau memperbaiki tingkah lakunya yang salah, maka mereka akan mencapai hidup yang sukses dan bahagia di masa yang akan datang. (erabaru.or.id)*

(Disadur dari buku kumpulan cerita Buddhis, “Sang Buddha Pelindungku III), Sangha Theravada Indonesia, 1996)

Tiga Kakek Jenggot Putih

3-kakek














Minggu pagi ini, cuaca sangat cerah. Ella sekeluarga juga berkumpul sambil menunggu ibu selesai memasak.

Ayah yang sedang membaca koran, tiba-tiba merasakan Ella terdiam lama sambil memandang ke luar jendela, “Sayang kamu memandang apa di luar sana?”

Ella mendekati ayahnya sambil menunjuk ke luar jendela, “Ayah, ada 3 orang kakek aneh berjenggot putih yang telah lama duduk di luar sana.

“Benarkah?”, sahut ayah sambil melihat ke luar jendela sebentar, kemudian berjalan keluar rumah. Tak lama ibu dan Ella juga mengikuti.

Ayah lalu bertanya kepada ketiga kakek tua itu, “Kakek-kakek, mengapa kalian duduk di sini begitu lama? Apakah sedang menunggu seseorang?”

Salah satu kakek menjawab, “Kami sedang melakukan perjalanan dan merasa sedikit lelah, oleh karena itu ingin beristirahat di sini sejenak.”

Kemudian ibu yang merasa iba terhadap para kakek tua itu, dengan senang hati mengundang mereka, “Mari silakan masuk ke dalam rumah kami. Istirahatlah sebentar sambil mencicipi makanan kecil yang baru saya buat.”

Salah satu kakek itu menjawab, “Terima kasih banyak, akan tetapi kami tidak bisa bersamaan masuk ke dalam rumah kalian.”

“Lho, mengapa?” tanya mereka bertiga serentak.

Kakek tertua menjelaskan, “Karena saya bernama Kasih Sayang, disamping saya bernama Kesuksesan dan Kekayaan, hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian.”

Maka akhirnya terjadi perbedaan pendapat diantara ayah, ibu dan Ella. Ibu memilih duluan, meminta kakek kekayaan untuk masuk ke rumah, karena dia berdiri disamping ibu. Sedangkan ayah cenderung memilih kakek kesuksesan, “Menurut saya, lebih baik kakek kesuksesan yang masuk ke dalam rumah kita.”

Akan tetapi si Ella lebih suka memilih kakek yang tertua, “Ayah ibu, saya ingin kakek Kasih Sayang saja yang masuk ke rumah kita.”

Akhirnya mereka memutuskan mengikuti keinginan Ella. Ayah mempersilakan kakek Kasih Sayang untuk masuk ke rumah. Ketika kakek Kasih Sayang masuk kedalam rumah, kedua kakek lainnya juga ikut masuk.

Ibu pun bertanya keheranan, “Lho, mengapa kalian bertiga jadi masuk bersamaan?”

Kakek Kekayaan berkata, “Jika kalian mengundang Kekayaan atau Kesuksesan, yang lainnya tentu tidak akan ikut masuk.”

Si kakek Kesuksesan menyambung, ”Akan tetapi kalau kalian mengundang Kasih Sayang, kemanapun dia pergi, kami selalu akan mengikutinya.”

Si kakek Kasih Sayang dengan bijak mengakhiri, “Karena dimana ada Kasih Sayang maka disana pasti ada Kekayaan dan Keberhasilan.”

Sebuah pesan bijak untuk adik-adik bahwa apabila dihati selalu ada kasih sayang, maka kekayaan dan keberhasilan akan selalu menyertainya. (erabaru.or.id)*

Bunga Kecil Tumbuh Tegar

bunga-kecil











Di pinggiran hutan tampak sekelompok bunga bermekaran indah sekali, mereka dengan riang memanggil para lebah dan kupu-kupu.

“Hai lebah! disini ada bunga yang harum dan penuh madu!”, sahut salah satu bunga.

Bunga yang lainnya juga tidak mau kalah, “Hai kupu kupu, cepatlah kemari! bungaku penuh madu yang manis dan lezat”.

Bunga pertama tetap tidak mau mengalah, “Itu adalah Lebah bukan kupu kupu!”, dibalas temannya, “Bukan , itu adalah kupu kupu!”.

Lebah ! Kupu kupu ! Lebah ! Kupu kupu !, kedua bunga itu berdebat.

Bunga bunga yang lain tertawa melihat mereka. Ha ha ha ha ha. Suasananya sangat ceria.

Diam-diam, dibawah sebuah pohon besar, nampak sekuntum bunga kecil menatap dengan iri.

Bunga-bunga lainnya mencoba mengajaknya, “Bunga kecil maukah ikut bermain dengan kami?”.

Si bunga kecil dengan ketus menjawab, “Saya tidak mau ikut!”.

Bunga-bunga lainnya heran,“Mengapa?”.

Bunga kecil berkata, “Matahari bersinar terik, saya takut sinarnya akan membakar tubuhku”.

“Janganlah takut, lama kelamaan akan terbiasa, matahari akan membuat kita tumbuh kuat dan semakin besar”, rayu bunga-bunga lainnya.

Tetapi si bunga kecil tetap bersikeras, “Untuk apa saya menjadi kuat dan besar, bukankah sudah ada pohon besar yang selalu melindungi-ku?!”.

Tak berselang lama, ternyata hujan. Rintik-rintik air hujan membasahi para bunga.

“Wah, turun hujan, turun hujan!”, terdengar teriakan bunga-bunga.

Waktu mandi telah tiba lagi!”, sahut bunga A.

Mereka dengan riang bersenandung, “La la hu, la la hu, assyiikk sungguh enak dan nyaman!”.

Bunga kecil melihat mereka sambil bergerutu, “Kalian semuanya basah kuyup, apanya yang asyik!”.

Beberapa saat, sang pelangi pun muncul. “Hai kakak Pelangi apa kabar? ” sapa para bunga.

“Kakak pelangi cantik sekali, berwarna warni!” puji bunga A.

“Di mana? Di mana kakak Pelangi?” tanya si bunga kecil karena tertutup oleh pohon besar sehingga tidak bisa melihat pelangi, “ Ah sudahlah, kakak Pelangi pasti tidak akan bisa lebih cantik dariku”.

Tiba-tiba bunga B berteriak, “Ssstttt, pelankan sedikit suaramu, ada manusia datang!”

Dari kejauhan terlihat dua sosok manusia mendekati mereka, salah seorang membawa kapak besar sambil menunjuk, “Itu pohonnya, apa yang saya katakan tidak salah bukan?”.

Temannya melihat, “Iya, betul! Itu pohon yang sangat besar, ayo kita tebang pohon itu”.

Terdengar suara hiruk piruk, “Celaka , celaka mereka mau menebang pohon besar ini!’’

Sang bunga kecil berteriak, “Hentikan, hentikan, pohon ini punyaku!”

Melihat manusia terus menerus mengayunkan kapak ke tubuh pohon besar, bunga kecil sambil menangis sambil terus berteriak dan gemetar.

Bunga A berkata, “Adik bunga, manusia tidak mengerti bahasa kita”.

Akhirnya pohon besar telah ditebang, dibawah rintik-rintik hujan, sang bunga kecil terkurai lemas.

Para bunga merasa iba, “Adik bunga, ayo bangkitlah! jangan engkau merasa tak berdaya”.

Bunga kecil hanya bisa merintih, “Tidak bisa, saya sudah tidak berdaya, saya hanya menunggu ajal”.

Bunga A berkata, “Jangan berkata demikian, kami semua akan menemanimu”.

Langit bertambah gelap, “Lihatlah ada segerombolan awan hitam, kita semua bersiap-siap, hujan lebat akan segera turun!”, bbrrr, hujan lebat turun disertai petir, tapi para bunga telah siap menghadapinya.

Bunga kecil dengan suara lemas berkata, “Saya sungguh kagum, hujan dan badai pun kalian tidak takut.”.

Bunga A menjawab, “Ini hal biasa, tidak akan mempersulit kami”.

Suara bunga kecil makin melemah, “Maaf, saya mungkin tidak bisa setegar kalian, saya harus berpamitan dulu”.

Bunga kecillll!

Ketika siuman, bunga kecil masih ditemani oleh teman-temannya.

Bunga A berkata, “Bunga kecil, saya mendadak teringat pengalaman yang sama sepertimu”

“Benarkah?”, suara bunga kecil masih terdengar lirih.

“Iya, waktu itu tubuh kita semua kecil dan kurus, juga tidak tahu bagaimana bentuk hujan badai dan petir”.

Bunga B melanjutkan, “Sehingga sewaktu hujan dan badai kami sangat menderita, tetapi kami selalu bersama dan saling memberi semangat”.

Para bunga pun mengenang masa lalu, “Setiap kali badai berlalu, kami mengibaskan air hujan dan perlahan lahan meluruskan badan lalu menyapa paman matahari”.

Dan Paman matahari berkata, “Bunga bunga yang tegar, kalian tampak semakin tinggi aja, ha ha ha ha…”

“Segala rintangan malah membuat diri kami semakin tumbuh kuat dan sehat. Bunga kecil, kamu juga bisa seperti kami, bukankah pohon besar itu pun selalu menyemangatimu”, bunga A menyelesaikan ceritanya.

Bunga kecil terdiam, teringat akan ucapan sahabatnya si pohon besar, “Kamu harus berani dan tegar, jangan lupa bahwa pohon yang besar itupun berasal dari pohon kecil”.

Pelan-pelan, bunga kecil berusaha bangun kembali, “Baiklah, saya sekarang akan bangkit dan menjadi tegar”.

Pagi yang cerah, para lebah dan kupu-kupu sedang bekerja.

Para bunga pun berteriak, “Hai lebah! Disini ada bunga yang harum dan penuh madu!”

Bunga yang lainnya juga tidak mau kalah, “Hai kupu kupu, cepatlah kemari! Bungaku penuh madu yang manis dan lezat”.

“Itu adalah lebah bukan kupu kupu!”, dibalas temannya, “Bukan, itu adalah kupu kupu!”

Si Bunga kecil ikut berteriak. Bunga kecil telah tumbuh besar dan kuat. Lebah ! Kupu kupu ! Lebah ! Kupu kupu !, Ha ha ha… Mereka semua tertawa bersama dibawah sinar hangat paman matahari.

Segala rintangan dan kesulitan yang adik-adik hadapi, akan mengembleng kalian semakin dewasa, kuat dan tabah. Yang penting jangan cepat menyerah. Ayo!! (erabaru.or.id)*

Tuesday, May 5, 2009

FERLIN

GOLONGAN

GENERIK
Komposisi : Per ml mengandung elemen besi 15 mg, vitamin B1 10 mg, vitamin B6 5 mg, vitamin B12 25 mcg, asam folat 10 mcg.
INDIKASI
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan zat besi dalam masa pertumbuhan.



KEMASAN
Tetes 15 ml.
DOSIS
Dosis suplemen
  • usia 1 - 2 tahun : 0,8 ml.
  • usia 6 - 12 bulan : 0,6 ml.
    Dosis terapi
  • usia 1 - 2 tahun : 0,8 ml.
  • usia 6 - 12 bulan : 0,6 ml.
  • usia 1-2 tahun : 0.8 ml.
    3 kali sehari.


  • PABRIK
    Medifarma / Pediatrica.

    BIOFOS SUSPENSI - New Product from Nutraceutical division


    KOMPOSISI :
    Tiap 5 ml suspensi mengandung :
    Echinacea Extract ........................ 250 mg
    Curcuminoid ............................. 2 mg
    Fructo-Oligosaccharide ............... 300 mg
    Taurine ........................................ 100 mg
    Phyllanthus niruri Extract ........... 25 mg

    KETERANGAN PRODUK :
    BIOFOS® suspensi merupakan kombinasi dari Echinacea Extract, Curcuminoid, Fructo-Oligosaccharide, Taurine dan Phyllanthus niruri Extract.

    Tanaman Echinacea memiliki daya mengaktivasi makrofag dan sel Limfosit T yang berperan dalam menstimulasi sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.

    Curcuminoid berasal dari ekstrak temulawak (Curcuma xantorrhizae), selain merupakan anti oksidan juga diketahui dapat meningkatkan nafsu makan.

    Fructo-Oligosaccharide (FOS) adalah serat karbohidrat alami merupakan gula rantai pendek yang tidak mengalami proses pencernaan. FOS difermentasi oleh sejumlah bakteri tertentu, hal ini dapat mengubah ekosistem bakteri di dalam saluran pencernaan terutama sebagai promotor pertumbuhan bifidobakteria (bakteri yang baik), yang dapat memelihara kesehatan saluran pencernaan. Selain itu FOS juga dapat meningkatkan penyerapan kalsium.

    Taurine merupakan asam amino yang berperan untuk menjaga kestabilan dinding sel, juga berperan pada penghantaran impuls-impuls sel saraf, sehingga bila ada rangsangan akan diteruskan dengan cepat ke sel-sel efektor sehingga dapat meningkatkan fungsi kognitif.


    Phyllanthus niruri Extract, atau dikenal dengan tanaman meniran memiliki efek anti hepatotoksik, efek menurunkan kadar gula darah, memberi efek antibakteri dan dapat meningkatkan respon imun.

    Dengan demikian BIOFOS® suspensi diformulasikan untuk memelihara daya tahan tubuh secara keseluruhan.

    KEGUNAAN :
    Membantu memelihara daya tahan tubuh, membantu memperbaiki nafsu makan dan memelihara kesehatan fungsi pencernaan.

    PERINGATAN DAN PERHATIAN :
    Tidak dianjurkan digunakan lebih dari 8 minggu

    ATURAN PAKAI :
    Anak-anak :
    1 - 6 tahun : Sehari 1 kali 1 sendok teh (5 ml)
    7 - 12 tahun : Sehari 2 kali 1 sendok teh (5 ml)
    Dewasa : Sehari 3 kali 1 sendok teh (5 ml)

    KEMASAN :
    Dus, Botol @ 60 ml
    No. Reg. : POM SD. 051 624 121


    BUFECT FORTE SYR

    Kandungan

    Ibuprofen 100 mg/5 ml suspensi; 200 mg/5 ml suspensi forte

    Indikasi

    Meringankan nyeri ringan sampai sedang penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri kepala, nyeri setelah operasi, nyeri penyakit rematik, nyeri karena terkilir; menurunkan demam

    Kontra Indikasi

    Efek Samping

    Perhatian

    Dosis

    Harus diminum setelah makan,
    dosis yang dianjurkan: 3-4 x sehari,
    Dewasa: 2 sdt suspensi atau 1 sdt suspensi forte;
    anak-anak: 20 mg/kg bb suspensi/suspensi forte dalam dosis terbagi;
    tidak dianjurkan pemakaian untuk anak <>

    SPORETIK



    Kandungan

    Sefiksim 50 mg; 100 mg/kapsul; 100 mg/5 ml.

    Indikasi

    Infeksi saluran kemih yang tidak terkomplikasi disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabillis; infeksi saluran pernafasan atas dan bawah.

    Kontra Indikasi

    Penderita yang hipersensitif terhadap golongan sefalosporin.

    Efek Samping

    Perhatian

    Dosis


    Dewasa dan anak > =30 kg atau umur 12 th: 2 x sehari 50-100 mg;
    anak < 30 kg: 1,5-3 mg/kg bb/hari dalam 2 dosis terbagi.
    Demam tifoid anak: 10 mg/kg bb, 2 x sehari selama 12 hari
    atau 25 mg/kg bb, 1 x sehari selama 8 hari